Konstruksi
Kapal
ILMU KONSTRUKSI KAPAL 
ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL, YANG MELIPUTI :
- MATERIAL KONSTRUKSI
- STRUKTUR/ SUSUNAN KONSTRUKSI
- PERHITUNGAN KONSTRUKSI
ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL, YANG MELIPUTI :
- MATERIAL KONSTRUKSI
- STRUKTUR/ SUSUNAN KONSTRUKSI
- PERHITUNGAN KONSTRUKSI
Secara garis besar Konstruksi Kapal dibagi menjadi tiga
bagian :
1. Konstruksi bagian geladak (deck)
2. Konstruksi bagian lambung (hull)
3. Konstruksi bagian alas (bottom)
1. Konstruksi bagian geladak (deck)
2. Konstruksi bagian lambung (hull)
3. Konstruksi bagian alas (bottom)
Sedangkan  Sistem Konstruksi kapal baja,
terdapat tiga sistem konstruksi :
1. Sistem konstruksi  melintang
2. Sistem konstruksi memanjang
3. Sistem konstruksi campuran (kombinasi)
Peninjauan sistem konstruksi kapal hanya pada daerah
tengah kapal, khususnya pada daerah ruang muat.
Sistem konstruksi melintang atau biasa juga disebut  sistem konstruksi gading-gading melintang
adalah :
Struktur/susunan konstruksi kerangka kapal, baik pada bagian geladak,
lambung dan alas yang dominan adalah unsur-unsur profil dan pelat
yang melintang, disamping ada beberapa profil penumpu yang memanjang. 
Sistem konstruksi memanjang atau
biasa juga disebut sistem konstruksi gading-gading memanjang adalah :
Struktur/susunan konstruksi kerangka kapal, dimana baik pada bagian geladak,
lambung dan alas yang dominan adalah unsur- unsur profil dan
pelat yang memanjang, disamping terdapat profil yang melintang sebagai penumpu.
Sistem konsruksi campuran (kombinasi)  adalah :
Struktur/susunan konstruksi kerangka kapal, dimana pada bagian lambung (dinding
sisi kanan dan kiri kapal) menggunakan konstruksi melintang, sedangkan
pada bagian geladak dan alas menggunakan konstruksi memanjang.
ALAS GANDA (DOUBLE BOTTOM) 
1.   Alas ganda pada sistem
konstruksi melintang 
     BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)
menentukan aturan, bahwa kapal dengan panjang (L) lebih dari 50 m diharuskan
menggunakan alas ganda.
Alas ganda merupakan konstruksi
paling bawah dari bagian kapal, sehingga konstruksinya harus kuat, karena
disamping adanya gaya tekan air keatas juga harus mampu menahan beban dari   lambung dan geladak kapal.
Bagian yang melintang :                     
Pada
bagian yang melintang terdapat wrang-wrang (floors)
Wrang merupakan balok atau pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam.
Untuk mempermudah penyusunan muatan dan juga mempermudah pembuatannya, maka wrang dibuat mendatar pada sisi atasnya.
Wrang merupakan balok atau pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam.
Untuk mempermudah penyusunan muatan dan juga mempermudah pembuatannya, maka wrang dibuat mendatar pada sisi atasnya.
Terdapat
3 macam wrang pada alas ganda :
1. Wrang alas penuh / wrang pelat
( solid floor/ plate floor )
2. Wrang terbuka (open floor / bracket floor)
3. Wrang kedap air (water tight floor)
1. Wrang alas penuh / wrang pelat
( solid floor/ plate floor )
2. Wrang terbuka (open floor / bracket floor)
3. Wrang kedap air (water tight floor)
Wrang alas penuh/wrang pelat
Wrang alas penuh adalah jenis wrang yang tidak mem- butuhkan  kekedapan 
oleh  karena itu  pada wrang ini dilengkapi  dengan 
lubang  peringan  atau lubang lalu orang. Fungsi  lubang disamping untuk  memperingan konstruksi  juga untuk lewat orang pada waktu peme
-riksaan.
Pada
alas ganda, dianjurkan untuk memasang wrang alas penuh  pada tiap-tiap jarak gading (frame space).
Tetapi untuk ekonomisnya wrang alas penuh dipasang sesuai   dengan  
ketentuan  / peraturan  BKI 
sebagai berikut : 
- Diseluruh ruang muat untuk kapal bermuatan bijih tambang.
 - Dibawah sekat melintang.
 
2. Jika pada alas ganda tidak seluruhnya dipasang
    wrang alas penuh. maka jarak terbesar
antara
    wrang alas penuh tidak boleh melebihi
:
    a. 3,2 m untuk kapal dengan panjang L
sampai   60 m
    b. 2,9 m untuk kapal dengan panjang L
sampai 100 m
    c. 2,6 m untuk kapal dengan panjang L
sampai 140 m
    d. 2,4 m untuk kapal dengan panjang L
> 140 m
Konstruksi
wrang alas penuh terdiri atas pelat dengan 
lubang  peringan ( lightning
hole )  dan lubang  lalu orang 
( man hole ) serta  penegar
tegak.  Pelat  wrang 
dilaskan  pada  penumpu tengah,  penumpu 
samping,  pelat  tepi, pelat alas dalam dan pelat alas.                                           
 Untuk lewat udara   dan air pada waktu pengi -sian dan
pengeringan tangki pada alas ganda, pada 
wrang  dibuat  lubang-lubang udara dan lubang-lubang air. 
Gambar .1 Wrang Alas Penuh pada Dasar Ganda dengan
Sistem Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side
girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang ( Flat bar stiffener )
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole ) 
Wrang  alas terbuka
dipasang pada  tiap-tiap jarak gading diantara wrang alas penuh. Konstruksi   wrang  
alas   terbuka  terdiri  
dari gading  alas  (bottom frame)  pada  pelat   alas dan gading balik (reversed frame/inner
bottom frame) pada  pelat alas dalam,
serta dihubung
kan   pada  penumpu 
tengah   dan  pelat 
tepi  antara  penumpu 
tengah, penumpu 
samping,  dan pelat  tepi untuk 
menghubungkan gading  balik  dan gading alas. 
Wrang Terbuka (0pen Floor) 
Gambar 2. Wrang Alas Terbuka pada alas Ganda dengan
Sistem Konstruksi Melintang
1. Penumpu tengah menerus ( Continuous centre girder )
2. Pelat lutut ( Bracket )
3. Gading balik ( InneR bottom frame )
4. Gading Alas ( Bottom frame )
5. Profil penunjang ( Angle strut )
6. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
7. Penegar ( Flat stiffener )
8. Pelat alas dalam ( Inner bottom plate )
9. Wrang alas terbuka ( Bracket Floor )
10.Pelat tepi (margin plate)
Wrang Kedap Air (Water Tight Floor)
Dasar ganda dapat digunakan untuk menyimpan bermacam-macam cairan, sehingga membutuh
-kan wrang kedap. Fungsi wrang  kedap
ini  untuk membagi tangki di dasar kapal
ke dalam bagian-bagian tersendiri  secara  memanjang, dan  juga untuk membatasi ruang pemisah
(cofferdam). Cofferdam   merupakan  ruang / tangki  kosong 
untuk membatasi  antara dua tangki
yang berisi cairan yang berbeda. Wrang 
kedap  dilaskan  ke pelat  
alas,  pelat  alas  
dalam,  pelat  tepi, 
dan   penumpu  tengah 
serta penumpu samping
Bagian
yang memanjang :
Pada alas ganda sistem konstruksi melintang, meski – pun  banyak 
wrang-wrang  yang  dipasang 
melintang, tetapi  di
perlukan  juga  dipasang  
pembujur  sebagai tumpuan
wrang-wrang dan sebagai kekuatan meman -jang  
pada   alas  ganda. 
Pembujur   tersebut   adalah penumpu tengah (centre girder)
dan penumpu samping (side girder).
1.Penumpu tengah
Menurut BKI, penumpu tengah harus kedap air mini -mum 0,5 L pada tengah kapal, kecuali pada alas ganda dipasang penumpu samping yang kedap air.
Penumpu tengah dapat dibuat/diberi lubang peringan (lightning hole),tetapi hanya diluar 0,75 L tengah kapal.
Ukuran
lubang peringan pada penumpu tengah ditentukan sebagai berikut :
tinggi maksimum < 0,5 h
lebar maksimum < 0,5 a
dimana : h = tinggi penumpu tengah
a = jarak gading (frame space)
tinggi maksimum < 0,5 h
lebar maksimum < 0,5 a
dimana : h = tinggi penumpu tengah
a = jarak gading (frame space)
2.
Penumpu samping (side girder)
Penumpu  samping  dipasang ke arah memanjang, dan  penempatannya 
(jumlah yang dipasang)  ber
-gantung dari lebar kapal. 
Pemasangan  penumpu  samping 
ditentukan  oleh BKI, baik  tempat maupun 
jumlahnya, seperti diba- wah ini.
Sekurang-kurangnya  satu penumpu   samping 
dipa sang dikamar mesin dan pada 0,25 L bagian haluan.
Jika jarak dari sisi kapal kepenumpu tengah > 4,5 m, dipasang satu penumpu samping. Jika jarak
tersebut > 8 m,  dipasang 
dua  penumpu  samping. 
Dan tiga buah penumpu samping jika jaraknya > 10,5 m
Jarak penumpu samping satu sama lain atau dari penumpu tengah dan dari pelat tepi
tidak boleh melebihi 1,8 m sepanjang fondasi mesin di kamar mesin, 4,5 m jika 1
penumpu samping dipasang di bagian lain dari dasar ganda, 3,3 m jika 3 penumpu samping di bagian lain dari dasar ganda dan di daerah penguatan dasar
bagian haluan kapal jarak antara penumpu tidak boleh lebih dari 2 jarak gading.
2. Alas ganda pada sistem konstruksi memanjang         
Kerangka alas ganda dengan sistem konstruksi
memanjang terdiri atas wrang, penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas,
dan pembujur alas dalam.
Wrang-wrang
pada alas ganda dengan sistem memanjang terdiri wrang alas penuh atau disebut
juga pelintang alas (bottom transverse) yang diletakkan tidak lebih dari
lima kali jarak
gading dan tidak lebih dari 3,7 m
Disamping dipasang dengan jarak tersebut diatas, wrang
alas penuh atau pelintang alas harus dipasang, yaitu dibawah pondasi ketel, di bawah
sekat melintang, di bawah topang ruang muat, dan pada alas
ganda pada kamar mesin.
Pembujur alas dan pembujur alas dalam
Pembujur alas (bottom longitudinal) dan pembujur alas dalam (inner
bottom longitudi - nal) diletakkan / dipasang secara memanjang,
Penegar
tegak pada wrang ditempatkan satu bidang dengan pembujur-pembujur alas dan
pembujur alas dalam.
Bila pembujur
melalui wrang kedap, lubang pada wrang harus ditutup kembali dengan baik
sehingga tidak terjadi perembesan cairan, atau pembujur tersebut terputus pada
wrang kedap dan dilengkapi dengan pelat lutut (bracket) yang tebalnya sama
dengan tebal wrang.
dengan Sistem Konstruksi Memanjang
1. Penumpu tengah menerus) ( Continuous centre girder
2. Lubang udara ( Air hole )
3. Pembujur alas dalam ( Inner bottom longitudinal )
4. Pembujur alas ( Bottom Longitudinal )
5. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
6. Pelat tepi miring ( Margin plate )
7. Lubang peringan ( Lightening hole )
8. Lubang Orang (Manhole )
9. Lubang air ( Drain hole )
Gambar. 3 Pembujur diantara pelintang alas
Sistem Konstruksi Memanjang
1.
Penumpu tengah menerus ( Continuous centre girder )
2. Pelat penunjang ( Angle strut )
3. Pelat hadap ( Flange )
4. Pembujur alas dalam ( Inner bottom longitudinal )
5. Pembujur alas ( Bottom Longitudinal )
6. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
7. Penegar ( Flat bar stiffener )
8. Pelat tepi miring ( Margin plate )
9. Pelat lutut ( Bracket )
2. Pelat penunjang ( Angle strut )
3. Pelat hadap ( Flange )
4. Pembujur alas dalam ( Inner bottom longitudinal )
5. Pembujur alas ( Bottom Longitudinal )
6. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
7. Penegar ( Flat bar stiffener )
8. Pelat tepi miring ( Margin plate )
9. Pelat lutut ( Bracket )
3. Alas ganda pada sistem konstruksi campuran /  
kombinasi
Kerangka alas ganda dengan sistem konstruksi
campuran diberlakukan sama dengan alas ganda
dengan sistem konstruksi memanjang, dimana
pada bagian memanjang terdapat :
- penumpu tengah (centre girder)
- penumpu samping (side girder)
- pembujur alas (bottom longitudinal)
- pembujur alas dalam (inner bottom longitudinal)
Sedangkan pada bagian yang melintang terdapat :
- pelintang alas (bottom transverse)
- wrang kedap air (water tight floor)
                                                                
kombinasi
Kerangka alas ganda dengan sistem konstruksi
campuran diberlakukan sama dengan alas ganda
dengan sistem konstruksi memanjang, dimana
pada bagian memanjang terdapat :
- penumpu tengah (centre girder)
- penumpu samping (side girder)
- pembujur alas (bottom longitudinal)
- pembujur alas dalam (inner bottom longitudinal)
Sedangkan pada bagian yang melintang terdapat :
- pelintang alas (bottom transverse)
- wrang kedap air (water tight floor)




